Tips Memelihara Burung Hantu

Indonesia merupakan salah satu wilayah dengan keanekaragaman jumlah jenis burung hantu yang tinggi. Sedikitnya 54 jenis burung hantu hidup di Indonesia dari sekitar 240-an spesies burung hantu dunia. Bahkan dari ke-54 jenis tersebut, beberapa diantaranya merupakan spesies burung hantu endemik Indonesia.Burung Hantu adalah kumpulan burung yang dikelompokkan dalam ordo Strigiformes. Ordo ini terdiri atas dua suk (famili) yaitu Tytonidae (burung serak) dan Strigidae (burung hantu sejati). Indonesia memiliki jenis-jenis dari kedua famili burung hantu tersebut.

Baca Juga:
Cara merawat burung Murai  


Burung hantu merupakan hewan buas (karnivora) dan hewan nokturnal (aktif di malam hari). Penampilan fisik dan perilakunya khas. Berbagai mitos yang umumnya menyeramkan kerap diberikan pada burung Strigiformes ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Mungkin karena mitos dan penampilannya tersebut burung ini dinamai sebagai burung hantu. Akhir-akhir ini burung hantu memang makin banyak diminati. Memang burung yang aktif di malam hari ini memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri. Burung hantu dikenal karena matanya yang besar dan menghadap ke depan.  Berbeda dari burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok-tajam seperti paruh elang, dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, rupa burung hantu sangat ’’mengesankan’’ sekaligus menyeramkan
Lehernya sangat lentur, sehingga wajah dapat berputar 180 derajat ke belakang. Sejauh ini, citra burung hantu bagi sebagian masyarakat cenderung negatif. 

Kalau terdengar suaranya di pekarangan rumah di senja hari, pemilik rumah lekas-lekas mengusirnya dengan cara membakar tikar usang di bawah pohon tempatnya bertengger. Namun sudah saatnya citra itu dibuang jauh-jauh. Karena, ternyata burung hantu itu bisa dijinakkan. Daya tarik burung hantu sebagai satwa hias justru pada fisiknya yang lain dari burung hias pada umumnya. Selain fisiknya, dia juga memiliki kesan antik. Kesan itu muncul karena bulu-bulunya berwarna cokelat kusam, seperti perabot antik dari kayu jati yang sudah berumur ratusan tahun. Keunikannya ditunjang bentuk muka yang aneh seperti kucing, dan kedua matanya yang bulat.


Tips Memelihara Burung Hantu

Prinsip utama menjinakkan satwa ini adalah menciptakan ketergantungan kepada pemiliknya, terutama dalam hal pakan. Karena itu, bila sejak kecil diberi pakan sehingga, maka burung hantu merasa tergantung kepada pemilik dan akan menjadi satwa yang jinak. Memelihara burung hantu juga tidak serepot yang dibayangkan, meski ia termasuk burung malam pemakan daging yang cara hidupnya belum banyak diketahui. Makanan kegemarannya sudah pasti tikus. Mencari tikus rumah untuk umpan burung ini tentu repot sehingga bisa diganti tikus putih yang banyak dijual di pasar-pasar burung.

Baca Juga:
Cara merawat burung Jalak

Kalau tikus putih sebagai pakan burung hantu pun sulit diperoleh, Anda bisa menggantinya dengan lele dumbo yang harganya murah dan mudah diperoleh di pasaran. Seekor burung hantu dewasa bisa diberi 1-2 ekor lele dumbo setiap malam. Bagi kalian yang masih keberatan dengan makanan burung hantu yang memang bisa dibilang mahal, maka kalian bisa saja memelihara burung hantu jenis celepuk. Khusus burung hantu jenis ini, makannya adalah jangkrik. Jadi, kalian ga perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup Rp 2.000,- bisa buat makan 1 minggu. 

Burung hantu cukup diberi makan 1 hari 1 - 2 kali saja pada waktu senja dan malam. Tidak perlu memberi makan pada siang hari. Biarkan dia beristirahat di siang hari.
Untuk perawatan kandang burung hantu sangatlah mudah. Hanya perlu dibersihkan 1 minggu sekali. Dan jangan lupa si burhan juga dimandikan setiap kali kalian mencuci kandangnya. Buat yang memelihara BURHAN yang jenisnya besar alias yang bukan celepuk ada baiknya jika menggunakan kandang anjing ato kucing. Demikian yang bisa kami bagikan, semoga bermanfaat...

Baca Juga:
Cara merawat burung Love Birds